Sunday 7 July 2013

Opini - Romantisme "Tanah Kita Tanah Surga"

oleh : Dr Sjahril Effendy P,Drs, MSi, MA, MPsi, MH
Ketua Prodi Magister
Manajemen PPs-UMSU, Dosen Magister
Psikolog PPs-MMA 
 
foto by Google

Romantisme bahwa “tanah kita tanah surga” tetap akan menjadi mitos tanpa adanya upaya peningkatan daya saing sumber daya manusia yang benar-benar dapat menjadikan “tongkat kayu dan batu jadi tanaman”.
Untuk ini, para meritokrat, masyarakat perguruan tinggi, yang menjunjung tinggi integritas dan keunggulan intelektual perlu terus berinovasi, mencanangkan peningkatan daya saing dengan menghasilkan sumber daya manusia dan karya akademik yang unggul agar mampu bersaing dipasar global (Ilza Mayuni, 2012).

Peran PTN / PTS
​Dari tiga ribu lebih perguruan tinggi di Indonesia (PTN/PTS), dapat dihitung dengan jari yang memiliki akreditasi A ataupun akreditasi unggulan serta berstandar international. Kapasitas institusi dan efektivitas pendidikan merupakan hal penting terhadap model akreditasi perguruan tinggi. Ada dua akreditasi untuk program studi dan institusi, sebagaimana diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Model akreditasi institusi perguruan tinggi meliputi penilaian terhadap eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan dan sasaran. Kemudian governance, sistem pengelolaan, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, keuangan, dan sistem informasi.
Standar efektivitas pendidikan adalah tersedianya sejumlah masukan, proses dan suasana yang diperlukan dalam proses pendidikan serta produk kegiatan akademik, dan juga soal kemahasiswaan, kurikulum, sistem pembelajaran, penelitian, publikasi, karya inovatif, pengabdian masyarakat, sistem jaminan mutu, suasana akademik, lulusan dan mutu program studi.
​Di sisi lain PTN/PTS terlena dengan rutinitas membimbing mahasiswa menyelesaikan skripsi, tesis, dan desertasi. Akhirnya lupa berkontribusi dalam industri kreatif untuk mengembangkan berbagai program penelitian untuk melihat potensi keunggulan produk lokal, mencoba mengeksplorasi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh produsen lokal. Seharusnya kalangan PTN/PTS secara berkelanjutan melakukan kajian ilmiah yang nantinya menjadi output dari keunggulan kompetitif yang dimiliki sumber daya manusia Indonesia.
​Pihak PTN/PTS harus membuat forum ilmiah dan presentasi hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa ataupun dosennya, akan mendatangkan kontribusi terhadap peningkatan keunggulan produk lokal. Dengan memiliki penerbitan jurnal hasil penelitian kompetitif, maka kita dapat mengetahui kekayaan produk lokal yang memiliki keunggulan kompetitif. Kemudian yang perlu menjadi perhatian, unsur komersialisasi harus dijauhkan dari pengelolaan PTN/PTS Indonesia, karena perguruan tinggi harus dikelola sebagai usaha nirlaba (UU. No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi.
​Perguruan tinggi sebagai organisasi memerlukan leadership dan manajemen. Pada dasarnya leadership dan manajemen yang dibutuhkan perguruan tinggi tidak jauh berbeda dengan leadership dan manajemen pada umumnya. Leadership dan manajemen perguruan tinggi difokuskan pada tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan - pengajaran, penelitian (riset) dan pengabdian pada masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, seorang pemimpin harus memiliki skill yang akan membantunya dalam menjalan kegiatan perguruan tinggi. Ada beberapa skill yang harus dimiliki oleh seorang yang memimpin perguruan tinggi, di antaranya : awareness (kesadaran diri), attempting (berusaha), shaping (membentuk), tuning (berubah) dan mastery (menguasai) – (Syahrizal Abbas, 2009).

Memperbaiki Kualitas SDM
​Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun 2011, peringkat Indonesia pada posisi 111 dari 182 negara. Indonesia berada di bawah negara Malaysia, Thailand, dan Filipina. Indeks pembangunan Manusia merupakan cerminan kualitas sumber daya manusia.
Menurut Manerep Pasaribu (2013), ada beberapa cara yang dilakukan untuk membuat manusia (sebagai aset perusahaan) agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi organisasi, maka perlu ditingkatkan kemampuan sumber daya manusia secara terus – menerus dengan belajar sepanjang hidup (the ability to learn continuously throughout life).
Bagi orang yang melakukan hal itu akan selalu ada celah dan ruang untuk terus menerus memekarkan potensi dan merajut keterampilan. Mereka ini adalah komunitas yang profesional (knowledge workers) yang dapat diperoleh lebih cepat melalui implementasi knowledge management dalam organisasi.

Paradigma Kualitas
​Menurut Poter (dalam Claudia dan Mihaela, 2009), nilai produk atau jasa di era globalisasi ini tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi. Produk yang dianggap bernilai adalah produk baru, memiliki ciri khas dan nilai tambah.
Keunggulan inilah yang menjadi isu kritis di Indonesia, yaitu mengubah daya saingnya yang selama ini mengandalkan sumber daya alam yang melimpah (comparative advantage) menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi (competitive advantage).
​Seorang praktisi dalam quality management system, environmental management system, occupational health and safety, Pasti Ay Ginting (2008), menuliskan dalam bukunya World Class Quality Management – Bisnis Yang Bersih Menuju Manajemen Kualitas Kelas Dunia, bahwa paradigma tentang kualitas telah berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan ini disebabkan oleh cara pandang para pelaku bisnis yang memengaruhi langsung paradigma dari masyarakat luas yang memberi dampak perubahan yang sangat signifikan dalam manajemen kualitas (quality management) selama kurun waktu dua puluh tahun terakhir ini.
Suatu ketika, kualitas diartikan sebagai memenuhi kepuasan pelanggan karena dapat memenuhi persyaratan serta keinginan dan harapan pelanggan (fit for use).
Namun, dalam era kompetisi global yang sedang terjadi saat ini, maka istilah kualitas telah semakin luas tidak hanya fungsi harga dan ketepatan waktu penyerahan, tetapi juga dihubungkan dengan hal lain seperti : efisiensi, ramah lingkungan, umur produk yang lebih lama dan sebagainya. Pasti Ay Ginting pernah mengatakan kepada penulis : “Quality Never Die”!
sumber : http://www.waspadamedan.com