Pada zaman pemerintahan Bani Umayyah ada seorang Kholifah bernama Umar bin Abdul Aziz yang sangat jujur, adil, dan bijaksana. Beliau selalu memusatkan pikiran dan perhatiannya untuk kepentingan rakyatnya, hidupnya sangat sederhana dan tidak segan-segan melaksanakan tugas-tugasnya seorang diri sampai jauh malam.
Pada suatu malam, ketika beliau sedang berada dikantornya menyelesaikan tugas-tugas kenegaraan, tiba-tiba masuklah salah seorang putranya yang bermaksud hendak membicarakan urusan keluarganya. Tetapi sebelum pembicaraan itu dimulai, Khilifah Umar bin Abdut keadaan menjadi gelap gulita. Melihat hal ini, dengan terheran-heran putranya berkata : "Mengapa Ayah memadamkan lampu ini?, Bukankah lebih nyaman kita bicara diruangan yang terang?". "Memang lebih nyaman diruangan yang terang" saut Kholifah, "Akan tetapi taukah kamu lampu siapa yang menyala diraungan ini? lampu ini milik negara, minyak yang dipakai juga dibeli dari uang negara. sedangkan yang hendak kau bicarakan ini adalah urusan keluarga. maka tidak boleh kita menggunakannya".
Tidak lama kemudian, Kholifah Umar memanggil pelayannya dan menyuruhnya mengambilkan lampu dari ruangan dalam. Setelah lampu itu dinyalakan, Kholifah lalu berkata : "Lampu ini adalah milik kita pribadi dan minyaknya juga dibeli dengan uang pribadi, karena itu kita pun bebas memakainya".
Demikianlah kehati-hatian Kholifah Umar bin Abdul Aziz dalam mengemban suatu amanat. Beliau sama sekali tidak mau mencampurkan antar kepentingan pribadi dengan kepentingan Negara.
dikutip dari buku Hakekat Ma'rifat, Hal 89
Penerbit : Bintang Usaha Jaya, Surabaya
Rating: 5